Hidroponik NFT dan DFT: Apa Perbedaan dan Kelebihan Masing-Masing?

Hidroponik NFT dan DFT: Apa Perbedaan dan Kelebihan Masing-Masing? - Hidroponik adalah metode bercocok tanam tanpa menggunakan tanah, melainkan media air yang sudah diberi nutrisi. Hidroponik sangat cocok untuk diterapkan di lahan sempit, seperti halaman rumah, balkon apartemen, atau bahkan di dalam ruangan. Hidroponik juga memiliki banyak keuntungan, seperti hemat air, irit tenaga, mudah dikontrol, dan menghasilkan tanaman yang sehat dan berkualitas.

Namun, tidak semua sistem hidroponik sama. Ada berbagai macam sistem hidroponik yang bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kita. Dua sistem hidroponik yang paling populer adalah NFT(Nutrient Film Technique) dan DFT(Deep Flow Technique). Kedua sistem ini memiliki perbedaan dan kelebihan masing-masing yang perlu kita ketahui sebelum memutuskan untuk memilih salah satunya.

Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang hidroponik NFT dan DFT, apa perbedaan dan kelebihan masing-masing, serta bagaimana cara membuat dan merawatnya. Artikel ini juga akan menjawab beberapa pertanyaan yang sering ditanyakan tentang hidroponik NFT dan DFT. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang ingin mencoba bercocok tanam dengan metode hidroponik.

Apa itu Hidroponik NFT?

Apa itu Hidroponik NFT?
Apa itu Hidroponik NFT?
bing.net webmasters.googleblog.com Mister Geko Grogol Inc

Hidroponik NFT adalah sistem hidroponik yang memanfaatkan kemiringan untuk mengalirkan air nutrisi ke seluruh tanaman. Sistem ini terbilang mudah cara pembuatannya karena hanya membutuhkan beberapa talang air, pipa, pompa aquarium, bak air berukuran besar, dan beberapa bahan lain yang mudah dijumpai di toko material.

Air yang dialirkan dalam sistem ini tidaklah banyak, jika diukur hanya setinggi 3 mm, atau setebal lapisan film, itulah sebabnya diberi nama NFT. Jadi akar tanaman tidak terendam oleh air, hanya sebatas dialiri saja. Air tersebut tentunya sudah mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman. Dengan adanya aliran air yang tipis ini, tanaman akan dapat tumbuh dengan seragam, karena air juga tersebar secara merata di talang air.

Air nutrisi dialiri dari ember besar menggunakan pompa aquarium, kekuatannya disesuaikan dengan jumlah talang air yang akan digunakan. Untuk kemiringan talang air, sekitar 2-5 derajat. Air akan mengalir kembali ke ember, dan setelah itu kembali naik ke talang air, begitulah cara kerjanya.

Lalu apa saja kelebihan dalam menggunakan sistem NFT?

  • Pertumbuhan tanaman lebih cepat karena akar tanaman langsung menyentuh nutrisi.
  • Kebutuhan air terpenuhi dengan baik.
  • Tanaman mendapatkan nutrisi secara terus menerus.
  • Resiko pengendapan kotoran rendah karena talang air sudah miring.
  • Mudah mengontrol nutrisi yang diberikan.
  • Tanaman tumbuh lebih seragam.

Apakah ada kekurangan dalam menggunakan sistem NFT? Tentu ada

  • Karena air dialirkan menggunakan bantuan pompa, maka bergantung kepada listrik. Jika listrik padam, maka aliran air akan terhenti dan tanaman bisa mati.
  • Jika ada tanaman yang terkena penyakit, besar kemungkinan tanaman lain juga terkena penyakit karena menggunakan sumber air yang sama.

Apa itu Hidroponik DFT?

Apa itu Hidroponik DFT?
Apa itu Hidroponik DFT?
bing.net webmasters.googleblog.com Mister Geko Grogol Inc

Hidroponik DFT adalah sistem hidroponik yang mirip dengan NFT, namun memiliki perbedaan dalam kedalaman air nutrisi dan jenis media tanamnya. Jika pada sistem NFT menggunakan aliran air yang tipis, maka dalam DFT kedalaman air berkisar 4– 6 cm. Dan biasanya sistem menggunakan pipa ukuran 4 inci, dan tidak dibuat miring seperti NFT.

Dalam sistem DFT, akar tanaman benar-benar terendam dalam air nutrisi. Air nutrisi juga dialirkan menggunakan pompa aquarium dari ember besar ke pipa-pipa yang berisi tanaman. Namun, karena airnya lebih dalam, maka tanaman tidak langsung ditanam di pipa, melainkan menggunakan media tanam seperti rockwool, arang sekam, atau pasir.

Media tanam ini berfungsi untuk menopang tanaman agar tidak tenggelam dan memberikan ruang udara bagi akar. Media tanam juga membantu mencegah penyakit akar yang disebabkan oleh kelembaban yang berlebihan. Media tanam ini diletakkan di dalam net pot atau wadah berlubang yang kemudian dimasukkan ke dalam lubang-lubang pada pipa.

Lalu apa saja kelebihan dalam menggunakan sistem DFT?

  • Tanaman lebih tahan terhadap gangguan listrik karena akar masih bisa mendapatkan nutrisi dari media tanam.
  • Tanaman lebih tahan terhadap penyakit karena media tanam memberikan perlindungan bagi akar.
  • Tanaman lebih mudah dipindahkan atau dipanen karena menggunakan net pot.
  • Tanaman lebih fleksibel dalam menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan.

Apakah ada kekurangan dalam menggunakan sistem DFT? Tentu ada

  • Kebutuhan air lebih banyak daripada NFT.
  • Kebutuhan pompa lebih besar daripada NFT.
  • Media tanam harus diganti secara berkala untuk mencegah pembusukan.
  • Media tanam harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ditanam.

Pertanyaan yang Sering Ditanyakan

Apa saja perbedaan antara hidroponik NFT dan DFT?

Perbedaan antara hidroponik NFT dan DFT adalah sebagai berikut:

NFTDFT
Air nutrisi dialirkan dengan ketebalan 3 mm.Air nutrisi dialirkan dengan kedalaman 4-6 cm.
Talang air dibuat miring 2-5 derajat.Pipa air dibuat datar atau sedikit miring.
Tanaman ditanam langsung di talang air tanpa media tanam.Tanaman ditanam di net pot dengan media tanam seperti rockwool, arang sekam, atau pasir.
Pertumbuhan tanaman lebih cepat dan seragam.Pertumbuhan tanaman lebih tahan dan fleksibel.
Bergantung pada listrik dan rentan terhadap penyakit.Lebih hemat listrik dan lebih aman dari penyakit.

Apa saja kelebihan dan kekurangan hidroponik NFT dan DFT?

Kelebihan dan kekurangan hidroponik NFT dan DFT adalah sebagai berikut:

NFTDFT
Kelebihan:
  • Pertumbuhan tanaman lebih cepat karena akar tanaman langsung menyentuh nutrisi.
  • Kebutuhan air terpenuhi dengan baik.
  • Tanaman mendapatkan nutrisi secara terus menerus.
  • Resiko pengendapan kotoran rendah karena talang air sudah miring.
  • Mudah mengontrol nutrisi yang diberikan.
  • Tanaman tumbuh lebih seragam.
Kelebihan:
  • Tanaman lebih tahan terhadap gangguan listrik karena akar masih bisa mendapatkan nutrisi dari media tanam.
  • Tanaman lebih tahan terhadap penyakit karena media tanam memberikan perlindungan bagi akar.
  • Tanaman lebih mudah dipindahkan atau dipanen karena menggunakan net pot.
  • Tanaman lebih fleksibel dalam menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan.
Kekurangan:
  • Bergantung pada listrik dan rentan terhadap penyakit.
  • Jika ada tanaman yang terkena penyakit, besar kemungkinan tanaman lain juga terkena penyakit karena menggunakan sumber air yang sama.
Kekurangan:
  • Kebutuhan air lebih banyak daripada NFT.
  • Kebutuhan pompa lebih besar daripada NFT.
  • Media tanam harus diganti secara berkala untuk mencegah pembusukan.
  • Media tanam harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ditanam.

Apa saja jenis tanaman yang cocok untuk hidroponik NFT dan DFT?

Jenis tanaman yang cocok untuk hidroponik NFT dan DFT adalah sebagai berikut:

NFTDFT
Jenis tanaman yang cocok untuk NFT adalah tanaman yang memiliki akar pendek dan tidak terlalu lebat, seperti selada, bayam, kangkung, pakcoy, sawi, daun bawang, daun mint, dan sebagainya.Jenis tanaman yang cocok untuk DFT adalah tanaman yang memiliki akar panjang dan lebat, seperti tomat, cabai, terong, timun, melon, semangka, dan sebagainya.

Bagaimana cara membuat hidroponik NFT dan DFT?

Cara membuat hidroponik NFT dan DFT adalah sebagai berikut:

  1. Cara membuat hidroponik NFT:
    1. Potong talang air sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Buat lubang-lubang pada talang air dengan jarak 15-20 cm. Lubang-lubang ini berfungsi untuk meletakkan net pot yang berisi bibit tanaman. Pastikan diameter lubang sesuai dengan diameter net pot.
    2. Buat rangka penyangga untuk talang air dari kayu atau besi. Rangka penyangga harus dibuat miring 2-5 derajat agar air nutrisi bisa mengalir dengan baik. Jumlah talang air bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan lahan.
    3. Siapkan ember besar sebagai tempat penampungan air nutrisi. Isi ember dengan air bersih dan tambahkan nutrisi hidroponik sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Kocok ember sampai nutrisi larut sempurna.
    4. Sambungkan pompa aquarium ke selang plastik. Masukkan selang plastik ke dalam ember berisi air nutrisi. Pasang pompa aquarium ke sumber listrik. Pastikan pompa aquarium berfungsi dengan baik.
    5. Hubungkan selang plastik dari pompa aquarium ke pipa PVC. Pipa PVC ini berfungsi untuk mendistribusikan air nutrisi ke setiap talang air. Buat lubang-lubang pada pipa PVC sesuai dengan jumlah talang air. Pasang selang plastik kecil ke setiap lubang pipa PVC. Selang plastik kecil ini berfungsi untuk mengalirkan air nutrisi ke talang air.
    6. Pasang selang plastik kecil ke ujung atas talang air. Buat lubang kecil pada ujung bawah talang air. Lubang ini berfungsi untuk mengembalikan air nutrisi yang tidak terserap oleh tanaman ke ember. Pasang selang plastik besar ke lubang bawah talang air. Selang plastik besar ini berfungsi untuk mengalirkan air nutrisi kembali ke ember.
    7. Siapkan bibit tanaman yang sudah ditanam di media tanam seperti rockwool, arang sekam, atau pasir. Masukkan bibit tanaman beserta media tanamnya ke dalam net pot. Letakkan net pot ke dalam lubang-lubang pada talang air.
    8. Nyalakan pompa aquarium dan periksa apakah air nutrisi mengalir dengan baik dari ember ke talang air dan kembali lagi ke ember. Pastikan tidak ada kebocoran atau penyumbatan pada selang-selang plastik.
  2. Cara membuat hidroponik DFT:
    1. Potong pipa PVC ukuran 4 inci sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Buat lubang-lubang pada pipa PVC dengan jarak 15-20 cm. Lubang-lubang ini berfungsi untuk meletakkan net pot yang berisi bibit tanaman. Pastikan diameter lubang sesuai dengan diameter net pot.
    2. Buat rangka penyangga untuk pipa PVC dari kayu atau besi. Rangka penyangga bisa dibuat datar atau sedikit miring. Jumlah pipa PVC bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan lahan.
    3. Siapkan ember besar sebagai tempat penampungan air nutrisi. Isi ember dengan air bersih dan tambahkan nutrisi hidroponik sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Kocok ember sampai nutrisi larut sempurna.
    4. Sambungkan pompa aquarium ke selang plastik. Masukkan selang plastik ke dalam ember berisi air nutrisi. Pasang pompa aquarium ke sumber listrik. Pastikan pompa aquarium berfungsi dengan baik.
    5. Hubungkan selang plastik dari pompa aquarium ke pipa PVC. Pipa PVC ini berfungsi untuk mendistribusikan air nutrisi ke setiap pipa PVC yang berisi tanaman. Buat lubang-lubang pada pipa PVC sesuai dengan jumlah pipa PVC yang berisi tanaman. Pasang selang plastik kecil ke setiap lubang pipa PVC. Selang plastik kecil ini berfungsi untuk mengalirkan air nutrisi ke pipa PVC yang berisi tanaman.
    6. Pasang selang plastik kecil ke ujung atas pipa PVC yang berisi tanaman. Buat lubang pada ujung bawah pipa PVC yang berisi tanaman dan pasangkan sambungan T atau L. Sambungan ini berfungsi untuk mengembalikan air nutrisi yang tidak terserap oleh tanaman ke ember. Hubungkan sambungan T atau L dengan selang plastik besar. Selang plastik besar ini berfungsi untuk mengalirkan air nutrisi kembali ke ember.
    7. Siapkan bibit tanaman yang sudah ditanam di media tanam seperti rockwool, arang sekam, atau pasir. Masukkan bibit tanaman beserta media tanamnya ke dalam net pot. Letakkan net pot ke dalam lubang-lubang pada pipa PVC.
    8. Nyalakan pompa aquarium dan periksa apakah air nutrisi mengalir dengan baik dari ember ke pipa PVC dan kembali lagi ke ember. Pastikan tidak ada kebocoran atau penyumbatan pada selang-selang plastik.

Bagaimana cara merawat hidroponik NFT dan DFT ?

Cara merawat hidroponik NFT dan DFT adalah sebagai berikut:

  1. Cara merawat hidroponik NFT:
    1. Periksa ketersediaan air nutrisi di dalam ember setiap hari. Jika air nutrisi sudah berkurang, tambahkan air bersih sesuai dengan kebutuhan. Jangan menambahkan nutrisi lagi karena bisa menyebabkan konsentrasi nutrisi menjadi terlalu tinggi.
    2. Periksa pH dan EC (Electrical Conductivity) air nutrisi setiap minggu. pH air nutrisi harus berkisar antara 5,5-6,5 dan EC air nutrisi harus berkisar antara 1,2-2,0 mS/cm. Jika pH atau EC tidak sesuai, sesuaikan dengan menggunakan larutan penambah atau pengurang pH atau EC yang tersedia di toko hidroponik.
    3. Ganti air nutrisi setiap 2-4 minggu sekali. Buang air nutrisi lama dan isi ember dengan air bersih dan nutrisi baru sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Kocok ember sampai nutrisi larut sempurna.
    4. Bersihkan talang air, pipa PVC, selang plastik, dan pompa aquarium setiap kali mengganti air nutrisi. Gunakan sikat atau lap bersih untuk membersihkan bagian-bagian tersebut dari kotoran atau lumut yang menempel. Bilas dengan air bersih sampai bersih.
    5. Periksa kondisi tanaman setiap hari. Jika ada tanaman yang sakit, mati, atau terserang hama, segera buang tanaman tersebut dan bersihkan net pot dan media tanamnya. Jika perlu, semprot tanaman dengan pestisida alami atau kimia yang sesuai dengan jenis tanaman dan hama yang menyerang.
    6. Panen tanaman sesuai dengan masa panennya. Biasanya tanaman sayuran daun bisa dipanen setelah 4-6 minggu sejak ditanam. Cara memanen tanaman adalah dengan memotong batangnya di atas akar atau mengambil seluruh tanaman beserta akarnya.
  2. Cara merawat hidroponik DFT:
    1. Periksa ketersediaan air nutrisi di dalam ember setiap hari. Jika air nutrisi sudah berkurang, tambahkan air bersih sesuai dengan kebutuhan. Jangan menambahkan nutrisi lagi karena bisa menyebabkan konsentrasi nutrisi menjadi terlalu tinggi.
    2. Periksa pH dan EC (Electrical Conductivity) air nutrisi setiap minggu. pH air nutrisi harus berkisar antara 5,5-6,5 dan EC air nutrisi harus berkisar antara 1,2-2,0 mS/cm. Jika pH atau EC tidak sesuai, sesuaikan dengan menggunakan larutan penambah atau pengurang pH atau EC yang tersedia di toko hidroponik.
    3. Ganti air nutrisi setiap 2-4 minggu sekali. Buang air nutrisi lama dan isi ember dengan air bersih dan nutrisi baru sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Kocok ember sampai nutrisi larut sempurna.
    4. Bersihkan pipa PVC, selang plastik, dan pompa aquarium setiap kali mengganti air nutrisi. Gunakan sikat atau lap bersih untuk membersihkan bagian-bagian tersebut dari kotoran atau lumut yang menempel. Bilas dengan air bersih sampai bersih.
    5. Ganti media tanam setiap 2-3 bulan sekali. Media tanam seperti rockwool, arang sekam, atau pasir bisa menjadi basah terus-menerus dan menyebabkan pembusukan akar. Untuk mengganti media tanam, angkat net pot dari pipa PVC dan buang media tanam lama beserta akarnya. Tanam bibit baru di media tanam baru dan masukkan kembali net pot ke dalam pipa PVC.
    6. Periksa kondisi tanaman setiap hari. Jika ada tanaman yang sakit, mati, atau terserang hama, segera buang tanaman tersebut dan bersihkan net pot dan media tanamnya. Jika perlu, semprot tanaman dengan pestisida alami atau kimia yang sesuai dengan jenis tanaman dan hama yang menyerang.
    7. Panen tanaman sesuai dengan masa panennya. Biasanya tanaman sayuran buah bisa dipanen setelah 2-3 bulan sejak ditanam. Cara memanen tanaman adalah dengan memetik buahnya atau mengambil seluruh tanaman beserta akarnya.

Kesimpulan

Hidroponik NFT dan DFT adalah dua sistem hidroponik yang populer dan memiliki perbedaan dan kelebihan masing-masing. Hidroponik NFT menggunakan aliran air nutrisi yang tipis dan talang air yang miring, sedangkan hidroponik DFT menggunakan air nutrisi yang dalam dan pipa PVC yang datar atau sedikit miring. Hidroponik NFT cocok untuk tanaman yang memiliki akar pendek dan tidak terlalu lebat, sedangkan hidroponik DFT cocok untuk tanaman yang memiliki akar panjang dan lebat. Hidroponik NFT memiliki kelebihan dalam pertumbuhan tanaman yang lebih cepat dan seragam, sedangkan hidroponik DFT memiliki kelebihan dalam ketahanan tanaman terhadap gangguan listrik dan penyakit. Hidroponik NFT memiliki kekurangan dalam ketergantungan pada listrik dan rentan terhadap penyakit, sedangkan hidroponik DFT memiliki kekurangan dalam kebutuhan air dan pompa yang lebih besar.

Cara membuat hidroponik NFT dan DFT cukup mudah dan murah. Kita hanya membutuhkan beberapa bahan seperti talang air atau pipa PVC, pompa aquarium, ember besar, selang plastik, net pot, media tanam, nutrisi hidroponik, dan bibit tanaman. Cara merawat hidroponik NFT dan DFT juga tidak terlalu sulit. Kita hanya perlu memeriksa ketersediaan air nutrisi, pH dan EC air nutrisi, kondisi tanaman, dan mengganti air nutrisi secara berkala. Kita juga perlu membersihkan talang air atau pipa PVC, selang plastik, pompa aquarium, net pot, media tanam, dan mengganti media tanam jika sudah basah atau busuk.

Dengan mengetahui perbedaan dan kelebihan hidroponik NFT dan DFT, kita bisa memilih sistem hidroponik yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kita. Kita juga bisa menikmati hasil panen dari tanaman hidroponik yang sehat dan berkualitas. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang ingin mencoba bercocok tanam dengan metode hidroponik.

Video Hidroponik NFT dan DFT: Apa Perbedaan dan Kelebihan Masing-Masing?