Urutan Prosedur Cara Menanam Hidroponik dengan Botol yang Tepat

Urutan Prosedur Cara Menanam Hidroponik dengan Botol yang Tepat - Menanam hidroponik dengan botol bekas adalah salah satu cara yang praktis, murah, dan ramah lingkungan untuk bercocok tanam di rumah. Hidroponik adalah teknik budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah, melainkan media air yang diberi nutrisi. Dengan hidroponik, Anda bisa menanam berbagai jenis sayuran dan tanaman hias dengan mudah dan hemat tempat. Artikel ini akan menjelaskan urutan prosedur cara menanam hidroponik dengan botol yang tepat, mulai dari persiapan bahan dan alat, pembuatan media tanam, penyemaian benih, pemindahan tanaman, hingga perawatan dan panen.

Apa itu Hidroponik?

Apa itu Hidroponik?
Apa itu Hidroponik?
bing.net webmasters.googleblog.com Mister Geko Grogol Inc

Hidroponik berasal dari kata Yunani"hydro" yang berarti air dan"ponos" yang berarti kerja. Jadi, hidroponik artinya kerja dengan air. Hidroponik adalah metode bercocok tanam yang menggunakan air sebagai media utama untuk menyediakan nutrisi bagi tanaman. Tanaman hidroponik tidak membutuhkan tanah sebagai media tumbuh, melainkan media lain yang bersifat inert(tidak bereaksi) seperti rockwool, arang sekam, pasir, kerikil, atau botol bekas. Media ini berfungsi sebagai penyangga akar tanaman dan tempat mengalirnya larutan nutrisi.

Keuntungan dari menanam hidroponik adalah:

  • Menghemat lahan dan tempat. Anda bisa menanam hidroponik di halaman, teras, balkon, atau bahkan di dalam rumah.
  • Menghemat air dan nutrisi. Air dan nutrisi yang tidak terserap oleh tanaman bisa dikembalikan ke wadah dan digunakan kembali.
  • Mengurangi risiko serangan hama dan penyakit. Tanpa tanah, tanaman hidroponik lebih terhindar dari jamur, bakteri, nematoda, dan hama tanah lainnya.
  • Mempercepat pertumbuhan dan hasil panen. Tanaman hidroponik mendapatkan nutrisi secara langsung dan optimal dari larutan air, sehingga tumbuh lebih cepat dan produktif.
  • Memudahkan perawatan dan panen. Anda tidak perlu menggemburkan tanah, menyiangi gulma, atau memindahkan tanaman. Anda hanya perlu memeriksa kondisi air, nutrisi, dan pH secara berkala.

Kekurangan dari menanam hidroponik adalah:

  • Membutuhkan biaya awal yang cukup besar. Anda harus membeli bahan dan alat untuk membuat sistem hidroponik, seperti pompa air, selang, wadah, nutrisi AB mix, pH meter, dan lain-lain.
  • Membutuhkan pengetahuan dan keterampilan khusus. Anda harus mengerti cara membuat larutan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan tanaman, cara mengukur pH air yang ideal, cara mengatasi masalah yang mungkin timbul pada sistem hidroponik, dan lain-lain.
  • Membutuhkan perhatian ekstra. Anda harus rutin memeriksa kondisi air dan nutrisi agar tidak habis atau terkontaminasi. Anda juga harus menjaga suhu dan kelembaban udara agar tetap stabil.

Pertanyaan yang Sering Ditanyakan

Apa saja jenis-jenis sistem hidroponik?

Ada beberapa jenis sistem hidroponik yang umum digunakan, yaitu:

  • Sistem sumbu (wick system). Sistem ini menggunakan sumbu (biasanya kain flanel atau sumbu kompor) untuk mengalirkan larutan nutrisi dari wadah ke media tanam. Sistem ini paling sederhana dan murah, tetapi kurang efektif untuk tanaman yang membutuhkan banyak air dan nutrisi.
  • Sistem pasang surut (ebb and flow system). Sistem ini menggunakan pompa air untuk mengisi dan mengosongkan wadah media tanam dengan larutan nutrisi secara berkala. Sistem ini cocok untuk tanaman yang tumbuh subur di tanah basah dan kering secara bergantian, seperti sayuran berdaun.
  • Sistem tetes (drip system). Sistem ini menggunakan pompa air dan selang untuk meneteskan larutan nutrisi ke media tanam secara terus-menerus. Sistem ini paling populer dan fleksibel, karena bisa disesuaikan dengan kebutuhan tanaman yang berbeda-beda.
  • Sistem NFT (nutrient film technique). Sistem ini menggunakan pompa air dan selang untuk mengalirkan larutan nutrisi tipis di sepanjang akar tanaman yang tergantung di udara. Sistem ini cocok untuk tanaman yang tumbuh cepat dan membutuhkan banyak oksigen, seperti selada dan bayam.
  • Sistem rakit (raft system). Sistem ini menggunakan rakit (biasanya styrofoam) yang mengapung di atas larutan nutrisi untuk menopang media tanam. Sistem ini paling sederhana dan hemat tempat, tetapi membutuhkan banyak air dan nutrisi.

Apa saja jenis-jenis media tanam hidroponik?

Ada banyak jenis media tanam hidroponik yang bisa digunakan, tergantung pada sistem hidroponik yang dipilih. Beberapa contoh media tanam hidroponik adalah:

  • Rockwool. Rockwool adalah serat mineral yang dibuat dari batu vulkanik yang dilelehkan dan ditiup menjadi serat halus. Rockwool memiliki kemampuan menahan air dan udara yang tinggi, sehingga cocok untuk sistem sumbu, pasang surut, tetes, dan NFT.
  • Arang sekam. Arang sekam adalah bahan organik yang berasal dari sekam padi yang dibakar. Arang sekam memiliki tekstur kasar dan pori-pori besar, sehingga cocok untuk sistem pasang surut dan tetes.
  • Cocopeat. Cocopeat adalah bahan organik yang berasal dari sabut kelapa yang diolah menjadi serbuk halus. Cocopeat memiliki tekstur lembut dan daya serap air yang tinggi, sehingga cocok untuk sistem sumbu, pasang surut, dan tetes.
  • Kerikil. Kerikil adalah bahan anorganik yang berasal dari batu-batuan kecil yang dipotong-potong. Kerikil memiliki tekstur keras dan tidak menyerap air, sehingga cocok untuk sistem pasang surut, tetes, dan NFT.
  • Botol bekas. Botol bekas adalah bahan daur ulang yang berasal dari botol plastik yang sudah tidak digunakan. Botol bekas bisa dipotong-potong menjadi potongan kecil atau dipakai utuh sebagai wadah media tanam. Botol bekas cocok untuk sistem sumbu, pasang surut, tetes, dan rakit.

Bagaimana cara membuat larutan nutrisi hidroponik?

Larutan nutrisi hidroponik adalah cairan yang mengandung unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan oleh tanaman untuk tumbuh. Larutan nutrisi hidroponik bisa dibuat dengan dua cara, yaitu:

  • Membeli nutrisi AB mix. Nutrisi AB mix adalah produk komersial yang sudah berisi dua botol yang masing-masing berisi nutrisi A dan B. Anda tinggal mencampurkan nutrisi A dan B sesuai dengan takaran yang tertera pada label produk. Biasanya, takaran nutrisi AB mix adalah 1 ml per liter air. Anda juga harus menyesuaikan pH larutan nutrisi dengan menggunakan pH meter dan pH down atau pH up. pH larutan nutrisi yang ideal adalah antara 5,5 hingga 6,5.
  • Membuat nutrisi sendiri. Anda bisa membuat nutrisi hidroponik sendiri dengan menggunakan bahan-bahan yang tersedia di toko kimia atau pertanian. Beberapa contoh bahan yang bisa digunakan adalah urea, kalium nitrat, kalsium nitrat, magnesium sulfat, boraks, besi kelat, dan lain-lain. Anda harus menghitung dan menimbang bahan-bahan tersebut dengan teliti agar sesuai dengan kebutuhan tanaman. Anda juga harus menyesuaikan pH larutan nutrisi dengan menggunakan pH meter dan asam sitrat atau natrium hidroksida. pH larutan nutrisi yang ideal adalah antara 5,5 hingga 6,5.

Anda bisa mencari resep larutan nutrisi hidroponik untuk berbagai jenis tanaman di internet atau buku-buku pertanian.

Bagaimana cara menanam hidroponik dengan botol bekas?

Menanam hidroponik dengan botol bekas adalah salah satu cara yang mudah dan murah untuk membuat sistem hidroponik di rumah. Anda bisa menggunakan botol bekas minuman, air mineral, atau susu sebagai wadah media tanam atau larutan nutrisi. Berikut adalah urutan prosedur cara menanam hidroponik dengan botol bekas:

  1. Persiapkan bahan dan alat. Anda membutuhkan beberapa bahan dan alat untuk menanam hidroponik dengan botol bekas, yaitu:
    • Botol bekas ukuran 1,5 liter atau lebih besar. Jumlahnya tergantung pada berapa banyak tanaman yang ingin Anda tanam.
    • Media tanam. Anda bisa menggunakan rockwool, arang sekam, cocopeat, atau kerikil sebagai media tanam.
    • Benih tanaman. Anda bisa menanam berbagai jenis sayuran atau tanaman hias dengan hidroponik. Beberapa contoh tanaman yang cocok untuk hidroponik adalah selada, bayam, kangkung, pakcoy, tomat, cabai, bunga mawar, anggrek, dan lain-lain.
    • Larutan nutrisi. Anda bisa membeli nutrisi AB mix atau membuat nutrisi sendiri sesuai dengan resep yang ada.
    • Air bersih. Anda membutuhkan air bersih untuk menyiram media tanam dan membuat larutan nutrisi.
    • Pompa air dan selang. Anda membutuhkan pompa air dan selang untuk mengalirkan larutan nutrisi dari wadah ke media tanam secara berkala.
    • Timer. Anda membutuhkan timer untuk mengatur waktu penyalaan dan pemadaman pompa air.
    • Cutter, gunting, pisau, bor, lem tembak, tali rafia, dan alat-alat lain yang dibutuhkan untuk memotong dan menyambung botol.
  2. Buat media tanam. Anda bisa membuat media tanam dengan cara sebagai berikut:
    • Jika Anda menggunakan rockwool sebagai media tanam, Anda harus merendam rockwool dalam air bersih selama 24 jam sebelum digunakan. Kemudian potong rockwool sesuai dengan ukuran lubang botol yang akan digunakan.
    • Jika Anda menggunakan arang sekam sebagai media tanam, Anda harus mencuci arang sekam sampai bersih dari debu dan kotoran. Kemudian rendam arang sekam dalam larutan nutrisi selama 24 jam sebelum digunakan.
    • Jika Anda menggunakan cocopeat sebagai media tanam, Anda harus merendam cocopeat dalam air bersih sampai mengembang. Kemudian peras cocopeat untuk mengeluarkan air berlebih. Anda bisa mencampur cocopeat dengan arang sekam atau kerikil untuk meningkatkan drainase dan aerasi.
    • Jika Anda menggunakan kerikil sebagai media tanam, Anda harus mencuci kerikil sampai bersih dari debu dan kotoran. Kemudian rendam kerikil dalam larutan nutrisi selama 24 jam sebelum digunakan.
  3. Buat wadah media tanam. Anda bisa membuat wadah media tanam dengan cara sebagai berikut:
    • Potong bagian atas botol bekas dengan cutter atau gunting. Bagian atas botol akan digunakan sebagai wadah media tanam, sedangkan bagian bawah botol akan digunakan sebagai wadah larutan nutrisi.
    • Buat lubang di tutup botol dengan bor atau pisau. Lubang ini berfungsi sebagai tempat masuknya akar tanaman ke dalam larutan nutrisi.
    • Buat lubang di bagian bawah botol bekas dengan bor atau pisau. Lubang ini berfungsi sebagai tempat keluarnya udara dari dalam wadah larutan nutrisi.
    • Masukkan media tanam ke dalam bagian atas botol bekas. Pastikan media tanam tidak terlalu padat atau terlalu longgar.
    • Balikkan bagian atas botol bekas dan masukkan ke dalam bagian bawah botol bekas. Pastikan tutup botol menyentuh dasar wadah larutan nutrisi.
    • Rekatkan bagian atas dan bawah botol bekas dengan lem tembak atau tali rafia agar tidak mudah lepas.
  4. Buat wadah larutan nutrisi. Anda bisa membuat wadah larutan nutrisi dengan cara sebagai berikut:
    • Pilih botol bekas yang lebih besar dari botol bekas yang digunakan untuk media tanam. Misalnya, jika Anda menggunakan botol bekas ukuran 1,5 liter untuk media tanam, Anda bisa menggunakan botol bekas ukuran 5 liter untuk larutan nutrisi.
    • Potong bagian atas botol bekas dengan cutter atau gunting. Bagian atas botol akan dibuang, sedangkan bagian bawah botol akan digunakan sebagai wadah larutan nutrisi.
    • Buat lubang di bagian samping botol bekas dengan bor atau pisau. Lubang ini berfungsi sebagai tempat masuknya selang yang terhubung dengan pompa air.
    • Isi wadah larutan nutrisi dengan air bersih sampai setengah penuh. Kemudian tambahkan nutrisi AB mix sesuai dengan takaran yang ada pada label produk. Aduk larutan nutrisi sampai tercampur rata. Ukur pH larutan nutrisi dengan pH meter dan sesuaikan dengan pH down atau pH up jika perlu.
  5. Buat sistem irigasi. Anda bisa membuat sistem irigasi dengan cara sebagai berikut:
    • Sambungkan pompa air dengan selang yang cukup panjang untuk mencapai semua wadah media tanam. Anda bisa menggunakan T-connector atau Y-connector untuk membagi selang menjadi beberapa cabang sesuai dengan jumlah wadah media tanam.
    • Masukkan ujung selang yang terhubung dengan pompa air ke dalam lubang yang ada di samping wadah larutan nutrisi. Pastikan selang tidak terlipat atau tersumbat.
    • Masukkan ujung-ujung selang yang lain ke dalam lubang yang ada di tutup botol wadah media tanam. Pastikan selang tidak terlipat atau tersumbat.
    • Sambungkan pompa air dengan timer yang sudah disetel sesuai dengan waktu penyalaan dan pemadaman yang diinginkan. Biasanya, waktu penyalaan pompa air adalah 15 menit setiap jam, tetapi bisa disesuaikan dengan jenis tanaman dan kondisi lingkungan.
  6. Sebar benih. Anda bisa menyebar benih tanaman ke media tanam dengan cara sebagai berikut:
    • Jika Anda menggunakan rockwool sebagai media tanam , Anda bisa menyebar benih tanaman di atas permukaan rockwool. Pastikan benih tidak terlalu rapat atau terlalu jarang. Kemudian tutup benih dengan rockwool tipis atau kertas tisu basah untuk menjaga kelembaban.
    • Jika Anda menggunakan arang sekam, cocopeat, atau kerikil sebagai media tanam, Anda bisa menyebar benih tanaman di dalam media tanam. Buat lubang-lubang kecil dengan jarak sekitar 5 cm antara lubang. Masukkan benih ke dalam lubang dan tutup dengan media tanam. Siram media tanam dengan air bersih sampai basah.
  7. Pindahkan tanaman. Anda bisa memindahkan tanaman dari media semai ke media tanam dengan cara sebagai berikut:
    • Tunggu sampai tanaman berkecambah dan memiliki daun sejati. Biasanya, waktu yang dibutuhkan untuk mengecambahkan tanaman adalah 7-14 hari, tergantung pada jenis tanaman dan kondisi lingkungan.
    • Potong media semai yang berisi tanaman dengan gunting atau pisau. Pastikan Anda tidak merusak akar tanaman saat memotong.
    • Masukkan media semai yang berisi tanaman ke dalam lubang yang ada di tutup botol wadah media tanam. Pastikan akar tanaman masuk ke dalam larutan nutrisi.
    • Siram media tanam dengan air bersih sampai basah.
  8. Rawat dan panen. Anda bisa merawat dan memanen tanaman hidroponik dengan cara sebagai berikut:
    • Periksa kondisi air dan nutrisi secara berkala. Pastikan air dan nutrisi tidak habis atau terkontaminasi. Ganti air dan nutrisi setiap 2-4 minggu sekali atau jika pH larutan nutrisi sudah tidak sesuai.
    • Periksa kondisi pompa air dan selang secara berkala. Pastikan pompa air dan selang tidak rusak atau bocor. Bersihkan pompa air dan selang dari kotoran atau lumut yang mungkin menempel.
    • Periksa kondisi media tanam secara berkala. Pastikan media tanam tidak kering atau basah berlebihan. Siram media tanam dengan air bersih jika kering. Buang air berlebih dari wadah media tanam jika basah.
    • Periksa kondisi tanaman secara berkala. Pastikan tanaman tidak terserang hama atau penyakit. Gunakan pestisida alami atau organik jika perlu. Pangkas daun atau cabang yang sudah tua atau rusak.
    • Panen tanaman sesuai dengan jenis dan ukurannya. Biasanya, waktu yang dibutuhkan untuk memanen tanaman hidroponik adalah 30-60 hari, tergantung pada jenis tanaman dan kondisi lingkungan.

Kesimpulan

Menanam hidroponik dengan botol bekas adalah salah satu cara yang praktis, murah, dan ramah lingkungan untuk bercocok tanam di rumah. Anda bisa menanam berbagai jenis sayuran dan tanaman hias dengan mudah dan hemat tempat dengan menggunakan botol bekas sebagai wadah media tanam atau larutan nutrisi. Anda hanya perlu mempersiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan, membuat media tanam, membuat wadah media tanam, membuat wadah larutan nutrisi, membuat sistem irigasi, menyebar benih, memindahkan tanaman, merawat dan memanen tanaman hidroponik dengan botol bekas sesuai dengan urutan prosedur yang telah dijelaskan di atas.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang ingin mencoba menanam hidroponik dengan botol bekas di rumah. Selamat mencoba dan semoga berhasil!

Video Urutan Prosedur Cara Menanam Hidroponik dengan Botol yang Tepat